PLN Dinilai Gagal Berikan Layanan 12 Jam Pemadaman, Publik Minta Kepala PLN Bertanggung Jawab

 PENULIS:FURQAN|EDITOR:RAZIQ

Ilustrasi Pemadaman Listrik,Dok foto:goggle 

LPMH|Lhokseumawe, Aceh — Pemadaman listrik yang berlangsung hingga 12 jam penuh pada Sabtu malam hingga Minggu pagi kembali memicu kemarahan publik. Gelap yang menyelimuti hampir seluruh wilayah Aceh itu bukan hanya menghentikan aktivitas masyarakat, tetapi juga memperlihatkan betapa rapuhnya pelayanan kelistrikan di provinsi ini.


Kritik tajam mulai bermunculan, terutama dari kalangan mahasiswa dan aktivis layanan publik. Mereka menilai pemadaman panjang ini sebagai bentuk nyata kegagalan PLN dalam menjalankan tugasnya sebagai penyedia layanan vital.


“Ini bukan sekadar soal meminta maaf. Ini tentang profesionalitas dan keseriusan dalam mengelola pelayanan publik. Masalahnya sudah berulang, penyelesaiannya lambat, dan yang menanggung dampaknya selalu masyarakat,” tegas salah satu pengkritik.


Banyak pihak menilai Kepala PLN Aceh wajib bertanggung jawab, bahkan dinilai lebih baik mundur dari jabatan jika tidak mampu memberikan kepastian perbaikan yang konkret. Menurut mereka, pemadaman berjam-jam seperti ini adalah indikator bahwa manajemen PLN gagal membaca potensi risiko serta gagal menata sistem yang seharusnya berjalan stabil.


Tak hanya PLN, tuntutan juga mengarah ke Pemerintah Aceh. Publik mendesak Gubernur Aceh agar melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola distribusi listrik di Aceh. Kekecewaan memuncak karena persoalan yang sama terus terulang setiap tahun, tanpa ada perbaikan signifikan.


“Gubernur Aceh tidak boleh tinggal diam. Evaluasi harus dilakukan dari hulu ke hilir—mulai dari sistem distribusi, pengawasan, hingga kinerja para pejabat yang bertanggung jawab,” tambah Salah Warga yang Terdampak atas Pemadaman Listrik.


Pemadaman panjang tersebut tidak hanya memutus kenyamanan warga, tetapi juga menghambat roda ekonomi. Pelaku usaha terpaksa menghentikan aktivitas, rumah sakit dan fasilitas penting lain bergantung pada genset, sementara masyarakat umum harus bertahan dalam gelap tanpa kepastian kapan listrik kembali menyala.


Sejumlah warga bahkan mengaku frustasi karena informasi dari PLN minim, tidak ada kejelasan mengenai penyebab pasti pemadaman, serta tidak ada pengumuman resmi terkait langkah-langkah perbaikan.


“Kalau 12 jam saja tidak bisa dikendalikan, bagaimana bisa masyarakat berharap layanan yang lebih baik ke depannya?” ujar seorang warga yang kesal setelah menunggu listrik menyala hingga dini hari.


Hingga laporan ini dirilis, PLN Aceh belum memberikan keterangan rinci terkait penyebab pemadaman maupun langkah konkret agar gangguan besar seperti ini tidak kembali terjadi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama