Belajar Arti Perjuangan dan Kebersamaan di Balik Kompetisi Moot Court Fakultas Hukum

   Penulis: Ega Irvanda  | Editor:Furqan

Mahasiswa FH Unimal (Tim Jeulah Of Law) berpose bersama usai pelaksanaan kompetisi Moot Court, menandai berakhirnya perjuangan dan kerja keras mereka dalam simulasi peradilan semu. (LPMH/Ega Irvanda )

LPMH|LHOKSEUMAWE-Suasana lega dan bahagia terpancar dari wajah lima belas mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh yang baru saja menuntaskan kompetisi Moot Court (Peradilan Semu) yang diselenggarakan oleh Komunitas Peradilan Semu (KPS) Fakultas Hukum. 

Setelah berminggu-minggu melalui proses yang melelahkan, akhirnya seluruh rangkaian kegiatan dapat diselesaikan dengan lancar.

Perjalanan menuju ajang ini bukanlah hal yang mudah. Tim harus berjibaku dengan penyusunan berkas perkara, pembagian peran dalam simulasi persidangan, hingga latihan-latihan intens menjelang hari pelaksanaan. 

Di tengah segala kesibukan dan tekanan, muncul berbagai dinamika di antara anggota tim mulai dari perbedaan semangat, jadwal yang bentrok, hingga rasa lelah yang kerap datang menghampiri.

Namun di balik semua tantangan itu, ada dua sosok yang menjadi kunci keberhasilan tim ini: Alvian Pratama Rezky dan Okka Aditia, selaku mentor sekaligus pembimbing utama. 

Dengan penuh kesabaran dan dedikasi, keduanya mendampingi tim sejak awal persiapan hingga hari pelaksanaan, meluangkan waktu untuk membantu pemberkasan, serta memberikan arahan dan bimbingan dalam setiap sesi latihan persidangan.

“Bang Alvian dan Bang Okka bukan hanya sekadar pembimbing, tapi juga motivator yang selalu menanamkan semangat kepada kami. Tanpa mereka, mungkin kami tidak akan bisa sampai sejauh ini,” ujar salah satu peserta dengan penuh rasa syukur.

Kini, setelah kompetisi berakhir, para peserta merasakan kelegaan yang luar biasa. Semua kerja keras, kegelisahan, dan kebingungan selama proses persiapan seolah terbayar lunas. 

Lebih dari sekadar kompetisi, pengalaman ini menjadi pembelajaran berharga tentang arti perjuangan, tanggung jawab, dan kebersamaan.

“Bagi kami, Moot Court bukan sekadar lomba. Ini tentang proses bagaimana kami belajar menghadapi tantangan, saling memahami, dan tumbuh bersama. Terima kasih kepada mentor kami yang luar biasa, Bang Alvian dan Bang Okka, serta semua anggota tim yang telah berjuang sampai akhir,” ungkap salah satu anggota tim dengan senyum lega.

Dengan selesainya kompetisi ini, para mahasiswa berharap semangat kebersamaan dan kerja keras yang telah mereka bangun dapat terus terjaga, menjadi bekal dalam setiap perjalanan akademik maupun kehidupan mereka ke depan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama